Ruang puitik adalah kelayakan posisi kemunikasi pertunjukan
puisi dengan penempatan makna yang tepat atas kandungan karya puisi oleh
penampil (grup Musikalisasi Puisi) dalam usaha mendapatkan hasil pementasan
yang menarik dan maksimal serta menyatu dengan khalayak (audience) yang hadir.
Kelayakan atau kesesuaian ini akan akan sangat berhubungan dengan hakikat
muatan karya puisi itu berdasarkan perangkat komunikasi yang dipergunakan oleh
grup Musikalisasi Puisi ketika mempertunjukan karya puisi yang tetunya amat
puitik.
Sebuah puisi adalah sebuah dunia, jadi keberadaan panggung
sebagai salah satu ruang di luar tubuh penampil akan melengkapkan dunia rekaan
penyair. Dunia semacam inilah yang semestinya dihidupkan oleh penanpil dalam
konsep, bentuk dan rupa pertunjukan. Dengan begitu, Musikalisasi Puisi yang
sesungguhnya merupakan komposisi musikal dari puisi akan mampu membius
penontonnya. Begitulah kekuatan panggung dengan misterina ditaklukkan
puisi sebagaimana kata diucapkan nada. Penampil yang akan membawakan musikalisasi
puisi semestinyalah mampu menciptakan ruang yang puitik dan sesuai dengan
dengan kandungan intrinsic dan ekstrinsik dari karya yang dipilihnya. Dengan
begitu ruang puitik dengan pernak-perniknya mengutuhkan makna puisi.
Penyatuan ruang atau komposisi panggung dengan ruh puisi
inilah yang sesungguhnya usaha kreatif dari sebuah proses artistic yang perlu
dicermati grup secara matang. Andai usaha yang dilakukan untuk mengkomposisi
elemen-elemen artistiknya maksimal tentulah hasil yang dimunculkan dalam komunikasi
puisinya melalui Musikalisasi puisi akan jadi menarik, indah, dan
komunikatif. Dengan begitu, Musikalisasi puisi boleh disebut berhasil dalam
kreasinya serta mampu menjadi penyambung lidah penyair melalui karya yang
ditulisnya.
MENGHIDUPKAN RUANG PUITIK
Ada beberapa proses yang perlu diperhatikan Penampil (Grup
Musikalisasi Puisi) agar mampu membangun pemaknaan puisi melalui komposisi
dengan ruang puitik atas karya puisi yang dipentaskan. Proses ini meliputi
pemahaman karya puisi secara matang, menciptakan komposisi musical berdasarkah
ruh puisi, dan kemudian membangun dunia kemungkinan (horizon harapan atau
pandangan dunia) yang didamba penyair berdasarkan isian teks karyanya.
Ketika proses ini selesai, karya muskalisasi puisi akan
bisa berbicara melalui kemasannya melalui ruang puitik yang mendukungnya.
Keberhasilan ruang puitik akan terlihat apabila grup Musikalisasi Puisi mampu
lebur secara komunikatif dalam mengkomunikasikan momen puitik dari puisi yang
ditampilkan. Ada beberapa factor pendukung dalam menghidupkan ruang puitik ini,
antara lain:
1. Panggung,
selain tempat pertunjukan, ruang kosong yang netral ini akan memiliki makna baru bila diisi oleh teks dan peristiwa
di ruang variabel yang dimilikinya.
2. Perangkat Artistik, apakah itu
benda-benda atau alat yang dibutuhkan dalam pertunjukan akan melengkapkan
bahasa komunikasi.
3. Komposisi
ruang dengan susunan personil yang tertata dan saling dialogis.
4. Komposisi
ruang yang minimalis dan penyesuaian tematik.
5. Penciptaan
komunikasi yang harmonis baik teks mau pun nada.
6. Membangun
keutuhan yang sempurna dan sublim
Dari semua itu, akan terciptalah peleburan kata, makna,
nada dan ruang yang puitik dan kemudian menyatu dengan keharmonisan komunikasi
yang panggungkan. Inilah kekuatan yang mesti diciptakan oleh sebuah grup
musikalisasi dan dengan begitu pertunjukan akan mampu menjadi magnit yang
mengikat penonton untuk menikmati Musikalisasi Puisi. Kalaulah demikian,
apa yang diinginkan karya puisi yang tulis penyair akan menjadi nyata dan
sampai ke khalayak dengan sempurna.
*) Pengurus KOMPI Pusat, Penyair
No comments:
Post a Comment
SILAHKAN TINGGALkAN TANGGAPAN DI SINI