Oleh Irman Syah
Tulisan
ini sengaja dihadirkan ke hadapan pembaca karena memang pada bulan-bulan
terakhir ini banyak sekali peringatan yang terjadi dan membuat bangsa Indonesia
mesti menoleh ke belakang agar dapat menyiapkan pijakan pasti serta ideal bagi bangsa dan negeri ini. Apalagi dengan mem-bahnya
aliran komunikasi yang terbuka dan tak bersaringan di segala bidang. Hal semacam ini sangat membutuhkan
kesadaran, kecerdasan, dan kedewasaan pikiran.
Salah satunya adalah tokoh dan catatan yang berhubungan dengan seorang yang misterius dalam
pergerakan perjuangan negeri ini. Kekuatan pemikiran dan perjalanan hidupnya yang sangat fenomenal dan itu pun tertuang
dalam tulisan-tulisannya yang akurat melalui buku-buku
yang ia tinggalkan. Ketokohan dia pun merupakan pro-kontra pula di negeri sibuk ini dan pada akhirnya selalu muncul menjadi bahan yang tak habis-habisnya dibicarakan dalam bentuk apa pun yang kemudian mesti diwujudkan.
Dengan membiucarakannya, banyak hal
yang terbuka dan kemudian menguak ragam dan kemungkinan. Sutan Ibrahim namanya, bergelar Datuk Tan
Malaka. Dari Gelarnya inilah penamaan ketokohannya disebut
orang, yakni: Tan Malaka. Filosofi hidup yang dimilikinya tentu saja tak lain adalah filosofi Minangkabau, yaitu “Alam Terkembang jadi Guru”. Misi revolusi adalah merupakan sebuah cita-cita yang ia miliki. Kalau di Jerman,
kita bisa menemukan tokoh yang sama seperti dia, yakni:
Nietzsche. Dia muncul dengan ke-eksistensialis-an
filosofinya
Begitu pula Tan
Malaka dengan filosofinya. Lewat perjalanan dan pergerakan perjuangan yang ia tularkan, terutama menuju Republik dan keutuhan Negara Indonesia, memanglah sebuah usaha keras dan pemikiran jitu. Begitu pula bagi diri para tokoh yang terlibat di dalamnya. Naar de Republiek (1925) dan Massa Actie (1926) adalah acuan
pergerakan yang dia telorkan dan ini dilakukan
pada zaman perjuangan dan kemerdekaan. Dengan begitu Tan Malaka memang menjadi sentral kekuatan pemikiran dengan konsepnya yang amat matang.
Sebagai motor penggerak sejarah tentu
saja Tan Malaka memiliki kekuatan dasar pemikiran yang rasional dan lebih dari
pada perjuangan kelas. Hal ini tertuang jelas dalam paparan bukunya yang spektakuler ‘Madilog’. Dalam
pandangan Tan Malaka, rakyat Indonesia asli percaya pada kekuatan yang melekat
pada barang-barang material dan spiritual. Mereka belajar menilai secara
realistis, baik kekuatan dari alam maupun kekuatan dari diri mereka
sendiri.
Tan Malaka menganggap misi hidupnya tak lain adalah menyalakan revolusi. Kenyataan yang dikandung oleh
misinya tersebut dapat terlihat secara jelas dalam buku-buku yang dia tulis
semenjak tahun 1923, baik tentang Kuli
Kontrak dan lainnya. Begitu pula dengan Naar
de Republiek (1925) dan Massa Actie
(1926), yangkeduanya merupakan pergangan tokoh aktivis pergerakan dan tak terkecuali Soekarno. Tan Malaka adalah
tokoh yang mahsyur dan pahlawan nasional yang sempat terlupakan bertahun-tahun.
Jika kita melihat kiprah ketokohannya
lewat filosofi keminangan yang ia miliki dan
kemudian kita bandingkan dengan Nietzsche yang melahirkan Hitler tentu tak jauh
beda. Hanya sayang, gagasannya yang brilian itu tidak bisa terealisasi baik
oleh dirinya sendiri atau pun pengikutnya. Hal ini disebabkan, karena; “hatinya
terlalu teguh untuk diajak berkompromi dan punggungnya terlalu lurus untuk
diajak sedikit membungkuk,” kata Hasan Nasbi, penulis buku Filosofi Negara
Menurut Tan Malaka.
Melalui filosofi hidupnya “Alam
Takambang jadi Guru”, maka seharusnya Negara Republik Indonesia mesti berdasarkan sosialisme
yang tiada sedikit pun berdasarkan imperealisme dan kapitalisme. Sesungguhnya
ini sudah berdiri tegap: Asia Tenggara bersatu dengan Australia yakni dengan
sebuah bangunan Aslia. Tan Malaka menyebutnya dengan Sumbu Bonjol-Malaka.
Bukankah keberadaan atau letak posisi
geografis strategis, sumber daya alam dan sumber tenaga kerja menjadi penting
dan lebih tepat melalui industri berat yang pusatnya segaris dengan
khatulistiwa. Dan ini ditentukan oleh Garis Bonjol-Malaka. Pusat ini sangat
layak dan memenuhi syarat utama bagi strategi dan diplomasi. Sumbu ini pun akan
menguasai dua benua dan dua samudera besar. Ya. Pada pokoknya, semua akan
menjadi luar biasa karena memang memiliki kedekatan serta kekayaan alam yang
dimilikinya. Jika Nietzsche melahirkan
Hitler dalam aplikasi filosofinya, maka Tan Malaka pun tentu takkan jauh beda.
Jakarta,
7 Oktober 2016
ituDewa.com Poker Domino QQ | Ceme Judi Domino QQ | Agen Domino QQ | Domino QQ Online | Agen Poker | Judi Poker | Poker Online | Agen OMAHA | Agen SuperTen
ReplyDeleteAgen Judi Online Terpercaya dan Terbaik di Indonesia
Menyediakan berbagai macam permainan Judi Kartu Online Terlengkap
1 ID untuk 7 Game Permainan yang disediakan oleh Situs ituDewa
* DominoQQ
* Poker
* Bandar Ceme
* Capsa Susun
* Super 10
* Ceme Keliling
* Omaha Poker
=> Bonus Gebyar Hadiah Bulanan ituDewa
=> Bonus Cashback 0.3% (dibagikan setiap hari kamis)
=> Bonus Refferal 20% (dibagikan setiap Minggunya seumur hidup)
=> Bonus FreeChip Upline Referral 100K(Setiap Ajak Teman Bermain)
=> Customer Service 24 Jam Nonstop
=> Support 7 Bank Lokal Indonesia (BCA, BNI, BRI, Mandiri, Danamon, Cimb Niaga, Permata Bank)
=> Menerima Deposit VIA PULSA dan OVO (Pulsa Telkomsel dan Pulsa XL)
* Pusat Bantuan ituDewa
LINE : ituDewa
WECHAT : OfficialituDewa
WHATSAPP : +85511251182
Kunjungi Juga Bimbingan Kemenangan Main Judi Online :
* Tips Permainan Kartu Online Indonesia
* Inspirasi Meraih Mimpi