Kamar-kamar dalam Satu Tubuh

Oleh Irman Syah

Judul ini didapatkan ketika berlangsungnya diskusi dengan kawan-kawan tentang rencana untuk mewujudkan penamaan ‘Taman Ane Matahari’ di bantaran Kalimalang. Ada beberapa elemen dan kelompok komunitas yang hadir pada malam itu. Dikarenakan tidak mungkin untuk  menjabarkannya waktu itu maka jadilah ia berupa tulisan semacam ini.

Kamar-kamar dalam satu tubuh terasa agak sedikit asing, tapi bukan berarti sesuatu yang mengada-ada. Sama saja halnya dengan sebuah negara. Di dalam tubuh negara akan didapati begitu banyak kamar-kamarnya. Termasuk kamar rahasia yang cuma dimiliki para petingginya. Karena hal demikian maka dibutuhkanlah penanggung-jawab pada masing-masing kamar sesuai bidangnya.

Jika hal semacam ini dianalogikan pada seorang tokoh tentu saja ini perlu dilakukan semacam pembedahan yang mendasar, dan sebelumnya tentu pula mesti diadakan semacam analisis yang mendalam tentang lakuan dan fungsi hidup yang dilakukannya bagi kepentingan kehidupan. Dengan begitu tentu akan terang jalan yang akan dilalui bagi segala hal yang berkaitan dengan usaha dan sumbangsihnya dalam masyarakat.

Kajian tubuh memang sudah pernah ada dari lama, tapi yang ini bukan hal yang semacam itu. sangat berbeda. Ini hanya merupakan salah satu cara pandang saja untuk mengantarkan kita pada fungsi yang diemban tubuh ketika menjalankan hakikatnya. Sedikit misteri tapi logis. Dalam sebuah kenyataan yang sesungguhnya, Sastra Kalimalang mengalami hal yang semacam ini.

Kerpergian Ane Matahari dan respon dari berbagai pihak, tanggapan dan usulan yang tang kemudian untuk menjadikan bantaran kalimalang sebagai Taman Ane Matahari telah membuat komunitas ini wajib kembali mengaji tubuh itu. Tubuh yang fungsional tentunya. Dari sekian banyak kegiatan dan program yang telah berjalan, dari sekian banyak persoalan masyarakat yang terselesaikan, maka sekaranglah waktunya untuk mengaji kembali ruang internal dengan seutuhnya.

Selama ini, Ane Mataharilah yang menjadi sentral dalam segala hal. Dengan begitu, secara relationship komunikasi selalu berada dalam satu tubuh. Di dalam tubuh itulah terdapat kamar-kamar yang pada akhirnya menjadi pemicu beragam kegiatan komunitas. Dengan kata lain, berdasarkan konsep Sastra Kalimalang yang selalu melibatkan masyarakat pada setiap kegiatannya, maka Ane Matahari boleh dibilang dengan sebutan ‘Tubuh Tanah Air’.

Di dalam tubuhnya selalu berdiri kamar-kamar yang tak pernah berkunci. Tanpa mengetuk pun semua berhak dan bebas masuk ke dalamnya dan kemudian tanpa ‘ba bi bu’ begitu saja tampil dan menyampaikan keluh-kesahnya. Apa pun bisa saja bermunculan: mulai dari persoalan bagaimana legalisasi pedagang di bantaran kali, Si Miskin yang tak dapat kamar di Rumahsakit, anak jalanan yang ditangkap Pol PP, kegiatan KPJ (Kelompok Penyanyi Jalanan) Bekasi, Edukasi kreatif terhadap MLK (anak-anak pengamen di lampu merah), mahasiswa yang sering bolos, Kantor Polisi, Pol PP, Lapas, Dinas Sosial, serta pengaduan masyarakat lainnya bisa saja berdatangan begitu saja. 

Berdasarkan simbiosis yang selalu terjga antara Kampus Unisma dan Komunitas semua bisa terlaksana. Begitu pula dengan kawan-kawan jurnalis, Pemda, deniman dan juga budayawan. Semua berjalan sebagaimana mestinya. Maka, dari jendela kamar yang satu persoalan bisa diselesaikan. Begitu pula dengan jendela kamar yang kedua dan ketiganya. Akhirnya semua persoalan pun bisa teratasi dengan sempurna. Makanya muncullah idiom yang memberi semangat, "tak ada yang tak ok sama kitta: ok terus!"

Untuk hal semua persoalan yang disebutkan  di atas, tentu saja Sastra Kalimalang tidak sendiri. Bukankah hidup sendiri itu sangat tak mengenakkan. Komunikasi terus berjalan, jendela kamar diri selalu terbuka dan membangun bahasa kebersamaan.  Kamar-kamar dalam satu tubuh iniilah yang semestinya dirangkul ulang. Bangunan kerjasama yang selama ini berjalan baik mesti dijejaki lagi oleh komunitas Sastra Kalimalang. 

Dengan begitu, Taman Ane Matahari yang dikukuhkan di bantaran Kalimalang ini akan mengutuhkan kamar-kamar itu dalam fungsinya yang sama meski berada di dalam tubuh yang berbeda. 

Sastra Kalimalang, 15 Desember 2016




Share:
spacer

No comments:

Post a Comment

SILAHKAN TINGGALkAN TANGGAPAN DI SINI