(Mengucapkan Tradisi dengan)
Bahasa
“kekinian”
Dengan Bismillah aku
mulaikan
Ya ini majlis hamba hormatkan
Para hadirin coba dengarkan
Ya ini pantun kami bacakan
Inilah kampung nama Bekasi
Sapa nyeng masuk pasti dikasih
Kalu lu dateng sonder permisi
Tentu urusan ama pulisi
Kepada siapa,minta tulungin
Seni dan sastra tulung kembangin
Semua jeritan, ketiup angin
Nyeng pada b‘lagu, kita pentungin
Saat
ini seni tradisi seperti memasuki ruang yg tertutup dan terkesan steorotip, dan
terkadang hanya menjadi konsumsi masyarakat tradisi saja.Walaupun ada beberapa
pelaku seni tradisi melakukan gerakan kreatif yang progressif, seperti Jaduk
Ferianto (music), Wiwik Sipala, Sardono W Kusumo (tari), Sutardji Calzoum Bachri,
Irman Syah (sastra) Bengkel Teater Rendra (teater) dan lain sebagainya.
Hanya
saja pergelaran seni yg “serius” ini terkesan memiliki masyarakatnya sendiri,
sehingga para pelaku seni tradisi yang bertebaran di pinggir kota atau di
daerah-daerah tingkat 2 yang masih setia dengan seni tradisinya seperti sekedar
bertahan saja, karena kebanggaan terhadap tradisinya dan melanjutkan perjuangan
pelaku seni sebelumnya, hal ini terjadi karena keterbatasan informasi dan
kurangnya silaturahmi antar para pelaku seni tradisi.
Bekasi
salah satu daerah penyangga ibukota yg memiliki karakter bahasa yang unik dan
khas (betawi ora) seperti halnya kota depok. Bahasa bekasi dapat kita temui
dalam pagelaran topeng bekasi seperti kelompok topeng nomir, kacrit, dan lain
sebagainya. Kong Guntur elmogas salah
satu sastrawan bekasi yg terus-terusan menjaga bahasa bekasi melalui
puisipantunnya (situn), lihatlah situn yg mengawali tulisan ini.
Bahasa
melayu betawi (bekasi) memiliki tekstur kata yang unik dan sangat berbeda
dengan bahasa betawi (Jakarta). Mengenali bekasi melalui puisi pantunnya
(situn) kong Guntur akan mengajak alam imajinasi kita ke dalam ruang tradisi
bekasi yang religious dan jenaka dalam menghadapi peristiwa hidup dan
kehidupan. Salah satu upaya kreatif dan inovatif untuk menterjemahkan puisi pantun
bekasi adalah musikalisasi puisi. Melalui musikalisasi puisi kita akan diajak
untuk mengenali kembali bunyi bunyian dan instrument tradisional bekasi yang
selama ini menjadi music pengiring pentas topeng atau tarian tradisional bekasi
dalam kemasan baru atau komposisi musical yang kreatif dan eksploratif untuk
menguatkan kata kata dalam puisipantun (situn), sehingga kata kata dalam
puisipantun (situn) semakin gagah di hadapan khalayaknya.
Musikalisasi puisi
Ketika
teks teks puisi/pantun yang dituliskan oleh penyairnya hadir ditengah
masyarakat, dibutuhkan satu upaya kreatif agar syair syair puisi/pantun
tersebut dapat dipahami dan dimengerti oleh masyarakat. Musikalisasi puisi
merupakan sebuah pencapaian kreatif untuk melakukan peleburan antara kata dan
bunyi (nada).
Dalam proses bermusikalisasi puisi, tahapan tahapan yg harus di
lakukan sebagai berikut :
1. Penafsiran
puisi
2. Komposisi
musical (Study Bunyi Tradisi)
3. Harmonisasi
4. Vocal
5. Ekspresi
(penampilan)
Demikianlah sedikit
uraian tentang musikalisasi puisi sebagai sebuah upaya kreatif untuk
mengapresiasi sastra puisi. Wassalam. (Ane matahari)
No comments:
Post a Comment
SILAHKAN TINGGALkAN TANGGAPAN DI SINI