Oleh Irman Syah
Awalnya niat, maka mulailah aktivis sastra di Pinggir Klimalang melakukan gerakannya. Siapa pun sah saja menulis sajak. Yang tidak bisa menulis pun ingin menuliskannya. Jadilah ia mencari juru tulis untuk mengungkapkan sajak lisannya. Kadang yang dimintai tolong untuk menulis itu adalah Tukang Ojeg. Ketika Tukang Ojeg mendapatkan penumpang, tinggallah dia. Untuk melanjutkan lagi jadi tak bisa.
Begitulah. Tapi, sajak yang ditulisnya itu, meski tak lengkap
tetap dimuat di Rubrik Sastra Kalimalang Radar Bekasi dan tentu dengan diberi
catatan kecil oleh redaksi. Demikianlah. Akhirnya, Pinggir Kalimalang menjadi
ramai dan Saung yang berdiri berubah menjadi Perpustakaan Pinggir Kali. Berdiri
sampai sekarang. Tak lama lagi, (14/9) adalah Ulang Tahun ke-5 Komunitas ini.
Tak puas dengan hal ini, Sastra Kalimalang dengan pasang naik
dan turunnya tetap bergerak. Halaman Sastra Kalimalang di Radar Bekasi tetap
eksis menjumpai Pembaca setiap minggunya di hari Sabtu. Semua yang diprogramkan
kadang di publis di halaman ini. Selain itu juga aktif di media sosial dan blog
yang menyimpan jejak kegiatan ini.
Judul “Dari Salemba Sampai NK” di atas adalah sebuah program
yang memang telah berjalan. Dengan Art Terapy, konsep apresiasi yang mengemban
rohani, serta dapat mengetengahi para napi di Lapas-lapas untuk bisa kembali
lempang menghadapi persoalan yang dihadapinya, terutama hal yang berhubungan
dengan psikologi mereka pun terus berjalan.
Dari program ini, maka terjembatanilah ‘dunia dalam’ dan
‘dunia luar’ bagi para napi, dan ketika mereka keluar, mereka tidak akan ragu
lagi mesti berkomunikasi dengan siapa. Hilanglah rasa minder, atau anggapan
serta pandangan miring yang barangkali pernah tertanam di dalam hati. Artinya,
sebuah kelapangan dan kenyamanan serta ketentraman para napi ditambah lagi
dengan bekal yang mereka dapat dari dalam menjadi lengkap dan sempurna ketika
ia kembali berbaur dengan masyarakat.
Dengan modal dan keyakinan serta lakuan dalam membuktikan,
bahwa ketika ilmu pengetahuan tidak mampu lagi mengatasi kontradiksi kehidupan
manusia, maka puisi (sastra) akan mampu menentramkan hati para napi untuk
kemudian kembali berpikir jernih dan hati yang lapang dalam melujukan
kehidupannya. Hal seperti inilah yang membuat Komunitas Sastra Kalimalang tetap
tidak kehabisan gagasan selain kegiatan lainnya.
Sebut saja ‘Salemba’, ‘Bulak Kapal’, ‘Tanggerang’, dan lapas
lainnya telah dimasuki komunitas ini. Beberapa hal yang barangkali merupakan
sesuatu yang ‘seram’ bagi kelompok komunitas lainnya tapi bagi komunitas ini
bukanlah sebuah halangan. Munculnya Salemba Band, dengan para personilnya
adalah para napi yang ada Lapas Salemba telah menjadi jejak yang kemudian tetap
membangun komunikasi dengan komunitas ini.
Di Bulak Kapal umpamanya, dengan tema ‘Di Balik Jeruji Jiwa’
para napi yang ada di lapas akhirnya menulis puisi. Hanya dengan sedikit arahan
tentang apa dan bagaimana puisi itu tercipta serta kemudian apa manfaat bagi penulis dan pembacanya
oleh team komunitas maka bertaburanlah puisi di halaman Sastra Kalimalang Radar
Bekasi. Selain itu, dari semua puisi
yang para napi ciptakan itu juga dinilai dan Kalapas memberikan hadiahnya
langsung kepada penulisnya di panggung yang memang telah disiapkan di dalam.
Hal semacam ini tentu saja membangun dan membangkitkan kembali kesetaraan hidup
antar manusia.
Lapas Perempuan Tanggerang juga tak ketinggalan dikunjungi.
Musikalisasi puisi menjadi andalan dari Komunitas ini untuk berpanggung di
dalamnya. Selepas itu ramah tamah komunitas dengan napi serta pengarahan dari
Kalapas. Suasana yang biasanya penuh dengan ketegangan, tapi ketika komunitas
Sastra Kalimalang melakukan program ini menjadi berubah. Persaudaraan, rasa
kebersamaan menjadikan mereka seakan-akan tidak lagi berada di dalam tahanan.
Dan bahkan, seorang napi perempuan tersadar, ketika komunitas ini mau pulang
salah seorang napi tunjuk tangan, dia ternyata kenal dengan salah seorang
anggota komunitas.
“Tolong sampaikan pada Suamiku, Bang. Katanya, dia mau besuk,
tapi sampai sekarang sudah hampir setahun lebih saya di dalam dia tak pernah
datang..” ungkap dan pesannya dan dia memang kenal dengan anggota komunitas.
Begitulah, Komunitas Sastra Kalimalang memang tidak cuma bersastra dalam kamar
tapi juga di mana tempat.
Nusa Kambangan (NK), adalah salah satu yang direncanakan oleh
Komunitas Sastra Kalimalang. Kapan dan bagaimananya tentu saja menunggu waktu
serta ketepatan dan bangunan komunikasi pihak terkait. Yang jelas, program
“Dari Salemba Sampai ‘NK’” adalah sesuatu yang memang telah disiapkan komunitas
serta menantang untuk dilaksanakan. Dengan tidak mengecilkan makna komunitas
lain, Sastra Kalimalang memang telah memilih cara dan gaya tersendiri berbuat
melalui gerakannya.
No comments:
Post a Comment
SILAHKAN TINGGALkAN TANGGAPAN DI SINI