Kota, Jalanan, dan Keriuhan Nada

(Perjalan Punya Cerita: 17th KPJ Bekasi)


Oleh Irman Syah *)

Apa yang dapat dipetik dari sebuah perjalanan kehidupan selain kenyataan yang menggumpal dalam pengalaman. Memori menyimpannya dalam catatan, nyanyian, umpatan risau, dan igauan. Apalagi kenyataan yang terjadi di sebuah kota, pertumbuhan dan pemekaran yang dialaminya dengan dinamika kehidupan dan perkembangannya dengan percepatan yang sulit diukur secara nyata bagi rasa di dalam dada karena memang sering terlupakan.


Bekasi, sebuah penamaan terhadap kota dan kabupaten yang berpucuk ke provinsi Jawa Barat itu adalah sebuah nama yang istimewa. Bekasi ada dalam karya sastrawan-sastrawan besar Indonesia, ya seperti Chairil Anwar dengan ‘Kerawang-Bekasi’-nya atau Parmoedya Ananta Toer dalam karyanya ‘Di Tepi Kali Bekasi’. Artinya, kota ini memanglah sebuah wilayah yang istimewa dan karenanya dia ada dalam catatan sastrawan dan pujangga. Akan mustahil sebuah karya terlahir tanpa ada keistimewaan yang terkandung di dalamnya.

Lepas dari itu semua, kota ini kian bersolek menjadi wajahnya yang baru, wajah yang membuat kita kadang ternganga melihat perkembangannya. Gedung dan bangunannya yang mejulang  dengan label dan angka serta penamaannya yang penuh warna-warni ini terlihat dari jalanan menjelang malam, atau kilau cahayanya itu akan langsung menodong mata apabila sempat melewatinya. Begitu wah, bagaikan magnit yang ingin menelan siapa saja ke dalamnya. Ekonomi menyala. Masyarakat kota menikmatinya dengan terbata.

Pemandangan ini begitu hapal bagi kelompok masyarakat kota, terutama KPJ (Kelompok Penyanyi Jalanan) yang berhikmat sebagai penjaja jasa, atau sebutlah Seniman Asong yang melabuhkan harapan dengan kolekan di tangan setelah dendang dan nyanyian mereka lantunkan, dan tentu pula diiringi beberapa alat, seperti gitar atau ketukan bongol dan harmonika. Kadang pula juga ada Pelisan Sastra yang sedang menguji-coba kebolehan karya mereka dalam debu dan gebalau kota. Mereka adalah masyarakat yang enerjik dengan mobilitasnya yang tak berkira. Di mana saja bisa dijumpa. Dan tentu saja merekalah yang amat mengerti geliat risau atau konflik yang terjadi di masyarakat terutama di jalanan kota.

Apabila kota tengah didera kenyataan dengan berbagai persoalan yang dialaminya, maka gejolah akan terlihat betul di jalanan. Semua pasti merasakan bagaimana ketidaknyamanan itu adalah musuh yang amat menyiksa, erutama mereka. Contoh yang paling gampang untuk ditampilkan adalah, bila sebuah kota tengah melakukan razia di jalanan terserah apakah itu pencurian kendaraan bermotor, preman, narkoba, gelandangan dan pengemis dan lain sebagainya maka kelompok penyanyi jalanan adalah imbas dari semua. Merekalah yang paling rentan kondisinya. Maka adalah hal biasa jika mereka sering dicurigai dan akan berhadapan dengan aparat atau pelaku keamanan sebagai tumbalnya.

Mengingat Bekasi adalah sebuah muara dari beberapa kota, maka jalanan Bekasi adalah tumpahan segala kenyataan yang megemuka dari persoalan kota yang menghilirinya. Sebut saja Jakarta, bila ada razia preman atau pencurian di Jakarta maka Bekasi akan mendapat imbasnya. Demikianlah kondisi kota yang istimewa sebagaimana disebut oleh sastrawan dan pujangga Indonesia ini dalam kenyataan kesehariannya. Tentu saja hal semacam itu amat dipahami oleh kelompok seniman jalanan yang berada di bawah bendera KPJ, yang juga ada hampir di seluruh kota di Indonesia.

Bekasi pun telah memiliki kelompok ini dan umurnya hampir sama dengan usia kota Bekasi sendiri. Remon Biti, sebegai Ketua KPJ Bekasi berusaha untuk mengembangkan sayap kelompok ini dengan penuh tanggung jawab. Kejadian apa pun di jalanan secepat kilat akan diusahakan mencari solusinya. Inilah pasukan gerak-cepat. Maka, keberadaan KPJ Bekasi bukan hanya sekedar nyanyi-nyanyi saja, tapi lebih mengarah pada penciptaan karya dan kenyamanan kota dengan berbagai bentuk kegiatan yang telah dilaksanakan. 1 Desember 2013, KPJ Bekasi ulangtahun yang ke 17. Perayaan ini dilangsungkan di Lapangan Multi Guna yang juga dihadiri oleh Seniman dan budayawan dan tidak ketinggalan Anto Baret dari KPJ Pusat turut serta. Selamat Ulang Tahun KPJ Bekasi: semangat dan selalu tersenyum.

*) Penyair dan Konsultan Kreatif Sastra Kalimalang
  








Share:
spacer

No comments:

Post a Comment

SILAHKAN TINGGALkAN TANGGAPAN DI SINI