Menyusuri Peradaban Pantai

bercerminlah hai jiwa di air jernih dan tenang
jangan ke pantai di mana bunga mekar ombak
gairahkan langkah-langkah sumbang
rayu, birahi dan dosa
musim berpandang sayu, nyanyi kian menyusuri 
keluh yang teramat kesah
“ini permata…” ucapmu
padahal akik yang belum diasah kauikat suasa
kembaliku pada bintang malam
ke rahim bunda sesubur cinta kasih

melodi rasa bergerak ke gundah yang kian gulana
mengalir di tajam zaman, ombak bergetar, di ujungnya
matahari datar 
dan laut berwarna darah
aku pun merah dalam sampan dan pukat
nyanyian anak-anak pantai mengembara samudera
di belakangnya betina-jantan berjual-beli

taukah kau hai jiwa aku ngilu di aliran hidup
ke hitam-putih masadepan yang tak terbayangkan
zaman pun bakal meninggalkan gundah dalam kesah
duri hatinya tikam melati
kanak-kanak berlarian menancapkan keping zaman
di dadanya 
menyusuri keterbelahan arah!
di garis akhir dikecupnya desau kabut silih-berganti
sambil meneriakkan impian tak berujung
dan ombak menelannya di laut merah…


Share:
spacer

No comments:

Post a Comment

SILAHKAN TINGGALkAN TANGGAPAN DI SINI