igauan burung-burung berkelebat menebas angkasa raya
memancarkan kilat di kegelapan asap-udara yang kental
buas bagai paruh-paruh lapar
sementara di hutan masih saja terdengar pohon tumbang
berdetak dan berdebum
meski telah teramat jauh mereka terbang
sayatan jiwa silih-berganti:
rumah-rumah mereka rata dengan tanah
“akan kemanakah kita?”
ucap suara ditingkahi kepak yang kian lelah
“jangan Tanya, kita dipaksa kembali pada sebab
bukankah kerinduan adalah hal tak pasti!”
igauan burung kian mengisak, tangis mereka
menelorkan hujan lebat:
air yang mencurah dari angkasa jatuh bagai batu-batu
ke lembah-lembah tak bernama, ke bukit-bukit asing,
ke sungai-sungai entah
mengalir jadi darah dendam!
angkasa penuh burung beragam jenis, kepaknya
membelah sunyi dengan suara yang mengerikan
malam lari ke pangkal
dan kita menyaksikan burung meninggalkan bumi sendiri
dalam mimpi yang tak putus
mereka tak mungkin membuat rumah di puncak beton
penangkal petir atau di pohon-pohon plastik
yang menjamur di jalanan kota!
Rell Kayutanam: 03/1994
No comments:
Post a Comment
SILAHKAN TINGGALkAN TANGGAPAN DI SINI