Malin Kundang

semua telah mengasah kata mempertajam musim
beribu mulut bercengkrama dengan ribuan kata
siapa yang terkeranda di jantung sendiri
“Malin Kundang!”
senandung kian menggelegar, dongeng pun kian menampar
derita kian mengutuknya tak habis-habis!


dari kecil kita diajar membenci lelaki 
mendewakan gelombang ombak serta kebuasan mulut 
perempuan pengutuk anak
mustahil!
seberapa jauh kasih sayang 9 bulan hingga ketegaan
hadir membatu
mana tali kapal? ikatkan gelombang di bibir maaf
mana ribut kencang? siulkan lagu nina-bobok
agar dakwa merdeka memenjarakan kata!

untuk kesekian kali, lagu kutuk itu terdengar:
“Malin, Malin, si Malin Kundang
Malin Kundang, anak durhaka..!”
berjuta uang mengalir, berjuta anak menari, berjuta –juta dusta 
dimakan dengan sukarela untuk mengambil
kesepakatan:
terkutuklah dia…
terkutuklah yang terkutuk!

Malin Kundang membatu, Bunda membatu, dan semua
membatu lewat kata-kata yang tak terkendali, menyudutkan
Malin tanpa basa-basi!

Share:
spacer

No comments:

Post a Comment

SILAHKAN TINGGALkAN TANGGAPAN DI SINI