Payakumbuh, selamat pagi…
matahari menyibak pagi, menyibak hati
perjalanan tanpa ujung mencigap gunung
mafia kampung belajar berhitung
kalkulator di tangan ketika henpon
menderingkan berita-berita senjata
dengan ragu, kalimat meluncur:
“setelah kopi kauhidang pulanglah
gadis sintal yang manis
rambut basah tergerai indah, sandal tinggi
mengajaknya pergi
“servis yang nikmat, kita ketemu bila kontak
berdering di genggaman!”
hati bersalaman, amplop berpindah tangan
senyum mengelopak laksana mawar
wangi dan berduri
selamat pagi, Payakumbuh
remajamu ditatap Bungsu dan Sago
gunung yang dulu menurunkan pendekar
sambil bersiul memancung talang
menyongsong air ke Manggani
seruling dan bansi berpitunang
di napas dan petikan jari
tapi kini tinggal cerita
sementara jalanan kejam dan tragik
lapangan terjajah manusia angkuh
tak lelah menghitung angka
dalam dusta nestapa
memayatkan manusia
tanpa
kemanusiaan
No comments:
Post a Comment
SILAHKAN TINGGALkAN TANGGAPAN DI SINI