Di Negeri Batu

tak lagi ada hujan emas
tak lagi ada hujan batu
semua telah me-Malin Kundang

lelaki itu bernama pelarian
kapal, laut, karang dan gelombang
cuma alasan
bukankah di negeri ini tak ada lagi
pemilikan
sementara perempuan hanyalah rumah
yang selalu ingin pergi

monumen-monumen, patung-patung
atau tugu, hanya ucapan selamat datang
dengan jamnya yang pukul-memukul
membuat diri seakan dikejar-kejar
was-was membakar
“ayo! selamatkan diri secepat kilat
petir di laras-laras begitu dahaga
pada penganut nurani!”
diri rakyat jadi tercecer

tak ada lagi hujan emas 
tak ada lagi hujan batu
semua jadi Malin kundang

lelaki itu pelarian
dan perempuan
dialah rumah yang selalu ingin pergi
membalut luka lelaki ke pucuk zaman
karena negeri tak berpihak
pada penganut nurani
dan akhirnya semua membatu
Share:
spacer

No comments:

Post a Comment

SILAHKAN TINGGALkAN TANGGAPAN DI SINI