tak kumau tidur dalam kata yang
kutulis
mati apalagi
padanya aku gerak, demon, dan
teriak di dadamu
tentang sunyi ditinggal, sayat
biola dinihari
serta pedihnya serpihan bansi
yang bergulir sayup
engkau mungkin tak rasa
cinta antara kita barangkali
setipis ari
karenanya
kau begitu mudah mengukur nafas
kematianku
telah berulang kukatakan
“aku tak pernah mati”
kau tetap menarik ujung bibir,
ketakpercayaanmu
membangkitkan nafas-nafas baru
mengaliri jantung
ia menjalar ke seluruh sendi
tulang, terus melaju
keluar dan masuk lewat pintu
yang tak pernah jengkel
sungguh, aku tak pernah mati
walau kubur berganti nama
sekali pun!
dalam kata aku hidup, teriak
dan tetap menggelepar
untuk kemudian mengerti Timur,
Barat, Utara, Selatan
atau penjuru lainnya
meski orang telah mengantar ke
tanah semerah darah
aku tetap hidup
senandung dan igauanku adalah
selimutmu malam
mengajak tamasya ke pulau-pulau
renung
akulah hidup dalam kata
meliuk indah dalam sajak!
No comments:
Post a Comment
SILAHKAN TINGGALkAN TANGGAPAN DI SINI