Bagi Saut Sitompul
bergemalah koor-koor kehidupan dan aku meraba
subuh meraba kepergian tanpa malam kecuali
singgah sebentar dalam nyanyian purnama
menapaki langkah-langkah
sekecil tanda permata, ikut menghitung tempo
: tu, wa, ga, pat. tu, wa, ga, pat…
juga aku tak paham, tak sempat mengerti malah
malaikat bersayap apa yang begitu saja merampas
hari-hariku, hari-hari kami denganmu
dan telah kautuliskan kearifan tentang kehidupan
pada sebuah keberangkatan, bahasa yang tak sempat
kami baca dengan fasih
dan kau telusuri juga pagi sedini embun: kali pasir,
masuk gang keluar gang, Kramat, Senen dan pulang
tapi pulangmu tak pulang rumah
pulangmu pulang yang pulang
pulang yang sesungguhnya pulang
kubayangkan Minang Plaza, terminal, Jambu Air
di Bukittinggi, denting gitar, teriakan puisi-puisi kehidupan
tapi Rivoli mematah langkah, aspal dan jalanan
begitu suci menerkam bulan yang membenam di dadamu
terkapar dalam puisi-puisi
yang kautuliskan
No comments:
Post a Comment
SILAHKAN TINGGALkAN TANGGAPAN DI SINI