Menunggu


menunggu, pelaminan jarak dan waktu:
manik-manik cemaramu kelap-kelip
akankah hidup sebenderang cahaya jiwa
menyinari bunga-bunga


di sini
menunggu takwil mimpi kan datang
embun atau kabut perkampungan kembali
terasa sepi
bagai kupu-kupu yang meliuki tampuk bunga
layaknya suratmu yang kubaca ulang
dalam gelisah kota

menunggu kelahiran, kuncup begitu sunyi
apalagi denting subangmu
menjelma jarak bertindihan 
rusuh mengemas kenyataan 
pelukan pun terasa kian panjang
dan puisi akhirnya tercipta 
dari tumpukan gumpal-menggumpal
disimpul jalinan
hikayat sukma


Share:
spacer

No comments:

Post a Comment

SILAHKAN TINGGALkAN TANGGAPAN DI SINI