Peresmian
‘Tan Malaka House & Galery’ ditandai dengan penyibakan atas balutan
selubung kain hitam yang menutupi patung Tan Malaka oleh FadliZon, didampingi
oleh Wabup Kabupaten Limapluh Kota, Ferizal Ridwan, Hengki Dt. Tan Malaka dan
Wali Nagari Padam Gadang Khairul Apid.
Rangkaian
prosesi haul sakral Tan Malaka ini juga diawali dengan upacara penyambutan para
tamu secara adat Minangkabau, doa dan tabur bunga di makam Tan Malaka, serta
dimeriahkan pula dengan pertunjukan reog, tari piriang badantiang, pertunjukan
puisi Negeri Bayang-bayang, juga penampilan monolog Tan Malaka; Saya, Rusa
Berbulu Merah.
Upacara
yang digelar pada Jumat (14/4)) di Nagari Pandam Gadang, Kecamatan Gunung
Emas, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatra Barat ini berjalan dengan khidmat.
Hadir dalam acara itu Wakil Ketua DPR RI, Wakil Bupati Kabupaten Limapuluh
Kota, Pimpinan DPRD Kabupaten Limapulu Kota serta para Ninik Mamak, para Datuk
se Kabupaten LimapuluhKota.
Selama
63 tahun, pencarian panjang keberadaan Ibrahim Datuk Tan Malaka oleh pihak
keluarga menemukan titik terang. Seorang peneliti sejarah asal Belanda, Herry
Poeze, menemukan lokasi makamnya tahun 2007 silam. Akhirnya, “pinang pulang ke
tampuk, sirih pulang ke gagang”; keluarga menyambut baik hasil temuan makam Tan
Malaka untuk sebuah keyakinan tentang keberadaan jasad tokoh pergerakan
nasional itu di Desa Selopanggung, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri, Jawa
Timur.
Ferizal
Ridwan, Wakil Bupati Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatra Barat mengungkapkan,
pada tahun 2009 pihak keluarga telah melakukan tes DNA terhadap tulang yang ada
di makam itu. Rangkaian prosesi penjemputan dan pemulangan ini berdasar mandat
dari pihak keluarga yang menginginkan jasad Tan Malaka kembali dan pulang ke
kampung halamannya.
“Prosesi
penjemputan dan pemulangan jasad Ibrahim Datuk Tan Malaka dimulai sejak tgl 16
Februari 2017. Tim delegasi mengambil beberapa genggam tanah dari makam Tan
Malaka secara simbolik. Adapun pengakuan pemerintah masih menunggu keputusan
Kementerian Sosial,” ujarnya.
Selain
peresmian makam Tan Malaka secara adat, juga dilaksanakan peresmian Monumen
Patung Tan Malaka karya perupa Bambang Win yang berkolaborasi dengan Fadli Zon.
Patung perunggu ini bobotnya mencapai 120 kilogram. Acara lainnya juga
peluncuran Tan Malaka House and Library sebagai museum, taman bacaan, dan pusat
kajian ekonomi kerakyatan.
Fadli
Zon menyebut Tan Malaka adalah tokoh penting dalam pendirian Republik
Indonesia. Karena itu dia menegaskan kembali bahwa Tan Malaka adalah Bapak
Republik, bukan hanya pahlawan nasional berdasar pada Keputusan Presiden RI No
53, yang ditandatangani Presiden Soekarno 28 Maret 1963 saja. Tan Malaka adalah
manusia multidimensi, seorang pejuang, pemikir dan visioner. Ia pernah berjuang
di garis kiri, namun tetap sangat nasionalis dan Muslim yang taat. “Tan
Malaka merupakan pemikir awal sebelum kemerdekaan Indonesia memiliki
konsep tentang negara republik,” kata Politikus Partai Gerindra itu.
Pemikiran
Tan Malaka Merdeka 100 persen sangat relevan sampai hari ini, bagaimana kondisi
Indonesia yang harus mengedepankan kedaulatan agar bisa sepenuhnya berdaulat.
Kedaulatan dalam hal ini adalah kedaulatan pangan, kedaulatan energi serta
kedaulatan di darat, laut dan udara. “Yang tak kalah penting adalah berdaulat
dalam pemikiran sebagai bangsa yang merdeka, bukan inlander,” tutup
Fadli. (tim)
No comments:
Post a Comment
SILAHKAN TINGGALkAN TANGGAPAN DI SINI