Oleh Irman Syah
Setelah 4 kali sukses mengapungkan panggung di Kalimalang
lewat program ‘Panggug terapung’ yang mengundang Seniman dan para tokoh yang
konsern di bidangnya menghadiri event kebudayaan yang dihiasi dengan
musikalisasi puisi, teater, pantun, pencak silat, tari topeng, seni rupa dan
pameran foto, kali ini Sastra Kalimalang
akan meujudkan sebuah gagasan baru yang desebut dengan Sekolah Pinggir Kali.
Kegiatan pendidikan ini segera akan mengapung ke permukaan
dan akan dilangsungkan di Saung Perpustakaan Pinggir Kali. kegiatan ini
merupakan kerja sama antara Sastra Kalimalang dengan civitas akademika kampus
Unisma. Tentu saja, harapan yang digenggam ini adalah bagaimana anak-anak
bangsa yang tak mampu mengikuti pelajaran di sekolah dengan segala
keterbatasannya, apakah soal biaya, terputus atau lain sebagainya tentu akan dapat
mengikuti pendidikan dengan cuma-cuma.
Niat semacam ini memang sesuatu yang membutuhkan keseriusan
dan tanggung jawab yang mesti ditunaikan. Bagi Sastra Kalimalang, ‘Sekolah
Pinggir Kali’ ini mrupakan kelanjutan dari program edukasi kreatif: di mana
pendidikan moral dan cita-cita yang terprogram melalui aktivitas pengamen cilik
lampu merah yang berlangsung mulai dari
prapatan lampu merah Jalan Cut Meutia, Perpustakaan Pinggir Kali, da kemudian
latian Musik di Bantaran Kalimalang. Kegiatan ini pun telah melahirkan Grup MLK
Akustik yang personilnya adalah para pengamen cilik itu.
Bagi Unisma, Universitas Islam 45 Bekasi kegiatan ini
tentulah merupakan sebuah respon yang tulus atas nama akademisi dan masyarakat
ilmiahnya lewat wawaan almamater yang dimiliki kampus tersebut. Dengan
terciptanya kemitraan yang baik antara kampus dan Sastra Kalimalang yang
merupakan corong kebudayaan di Bekasi tentulah akan mungkin diharapkan sebuah
tatanan baru bagi masyarakat atau warga Pinggir Kalimalang dalam mendapatkan
pendidikan secara kompleks. Selain kepala mereka diisi dengan ilmu
pengertahuan, dada mereka diisi dengan nilai kerohanian melalui kesenian.
Kalaulah kegiatan Sekolah Pinggir Kali Sastra Kalimalang ini
berlangsung dengan sempurna dan tentu saja dengan muatan dan format yang lebih
matang (Plus), ditambah lagi dengan kerja sama dengan Perguruan Tinggi tentu ke
depannya akan dapat dilihat bagaimana hasil yang ditemukan. Setidaknya, para
pengamen yang nota bene adalah pelajar Sekolah Pinggir Kali ini tentu akan
menarik untuk diteliti kegiatan kesehariannya di jalanan. Semoga saja citra
dari anak jalanan tidak lagi dipandang sebelah mata bagi semua orang.
RoKe’S, 9 Mei 2013
No comments:
Post a Comment
SILAHKAN TINGGALkAN TANGGAPAN DI SINI