Bangkit


Oleh Irman Syah

Ada semacam spirit yang tak terhalangi di dalam diri, kadang muncul sendiri dari lubuk hati: Bangkitlah Bangsaku! Begitulah. Kalau pun dilanjutkan, tentulah Bangsa Indonesia hari ini telah terpuruk dan terbenam dalam sebuah lembah tak bernama. Atau bisa juga hanyut dalam mimpi panjang yang menakutkan. Oleh sebab itu, sudah diwajibkan bagi bangsa ini untuk bangkit dan bangun dari tidur yang menyesatkan. Hal ini amat diperlukan tersebab suasana kebangsaan saat ini memang tengah meradang.


Pandangan yang seperti disebutkan di atas merupakan sebuah kesadaran tentang kecintaan kehidupan yang penuh terhadap rasa kesatuan atau nasionalisme di negeri tercina ini. Pendapat yang berarti seperti ini akan lebih berarti lagi bila tidak hanya sekedar pendapat. Perlu adanya lakuan, usaha dan kerja keras yang mengarah pada titik temu kebangsaan yang butir-butirnya akan selalu mengacu pada kemaslahatan umat manusia, atau dengan kata lain rakyat seantero nusantara.

Mengingat kenyataan hari ini, apalagi degan maraknya Pemilukada jelang Pelpres 2014 maka kewaspadaan masyarakat akan nilai-nilai kebangsaan amatlah diperlukan. Kalau tidak, bangsa ini tentu akan terjerumus lagi pada liang yang lebih dalam dan panjang, dan tentu pula akan mengakibatkan bangsa ini terpuruk untuk selama-lamanya. Kematian nilai kebangsaan yang kini tengah megap-megap ini tentu tidaklah merupakan kerinduan sebagian besar masyarakat Indonesia. Kedamaian dalam satu cita-cita besar sebagaimana bangsa besar di muka bumi ini adalah impian yang tak berkesudahan.

Kalaulah hal ini terjadi berlarut-larut, maka akan tiba saatnya ketidakpercayaan rakyat Indonesia terhadap pemerintahnya menjadi sesuatu yang tak diinginkan. Keterpecah-belahan ini pastilah akan menyengsarakan. Dan keterbelahan ini akan mengakibatkan mudahnya beragam kepentingan masuk dan menyusup ke dalam tubuh negeri dengan usahanya yang telah disiapkan demikian rapi. Dengan begitu, bulan Mei, yang memang dijadikan bulan kebangkitan nasional dan diperingati bertahun-tahun janganlah cuma sekedar seremoni biasa, momen ini perlu dikembangkan mejadi sesuatu yang luar biasa.

Luar biasa dalam konsep, bentuk dan usaha kebangkitan akan menjadikan spirit yang telah disebutka di atas itu sebagai ujung tombak kemajuan berpikir, merasa dan bertindak degan bahasa yang jelas melalui wacana kebangkitan. Bangkitlah dan keluar dari baju-baju pinjaman, bangkitlah dengan nafas sendiri, karena bernafas dari luar nilai kebangsaan adalah penkhianatan. Bangun! Kesadaran ini adalah kewajiban, terutama bagi pemegang tampuk kekuasan serta jajarannya. Hal inilah yang amat dirindukan dan sangat dibutuhkan dalam penyelamatan negeri, bangsa, dan rakyat semesa. Kata-kata apalagi yang lebih indah selain pulang ke pangkuan ibu pertiwi?
RoKe’S, 23 Mei 1013

Share:
spacer

No comments:

Post a Comment

SILAHKAN TINGGALkAN TANGGAPAN DI SINI