Rifka Audria (Foto DAF)
Dialog Budaya, Pementasan Monolog dan
Pertunjukan Musikalisasi Puisi yang dilaksanakan Rabu 27 Februari 2013 (19.45 –
selesai), bertempat di Laboratorium Teater Korek unisma telah usai. Banyak hal
yang ditinggalkannya dan semua mengkristal jadi kenangan, semangat dan kerja
keras ke depan mesti dipanggul oleh kelompok komunitas seni untuk mengabarkannya
atas nama kraetivitas bersama nilai kebudayaan yang dikandungnya melalui media kesenian.
Kegiatan yang berlangsung dengan durasi
yang panjang ini sangat direspon oleh berbagai kalangan, terutama para
mahasiswa dan generasi muda yang tengah giatnya melakukan aktivitas kesenaian
baik yang datang dari Bogor, Depok, Bekasi, Padang, Jogja dan Jakarta. Penonton dan undangan lainnya
terpaku dan mereka tak beranjak menikmati acara dan dialog pertunjukan hingga
usai.
Bersama
itu Indah, demikianlah ikatan kerjasama yang dilakukan oleh Sastra
kalimalang, Teater Korek Unisma, Bumi Kalamtara, PSM Unisma, Bengkel Seni
Kartini, Bekasi Foto dan lainnya yang tak bisa disebutkan satu persatu
dikarenakan kegiatan ini merupakan kerja bareng beberapa komunitas yang melebur
serta saling memberi masukan dan bekerjasama. Acara dibuka pertama Oleh M.
Mahrus (Achoes Yoi) sebagai ketua Labor, Irman Syah (Pengantar Program) dan Abdul
Khoir (sebagai Pembina Teater Korek)
Konsep Awal:
Setelah melakukan dialog dengan kawan-kawan Bekasi, Padang,
Jogja dan Jakarta, akhirnya muncullah kesepakatan antara Sastra Kalimalang, Teater Korek dan Bumi
Kalamtara dalam mengusung niat untuk melaksanakan Perjamuan Kebudayaan melalui
panggung kesenian. Kegiatan ini bisa disebut sebagai panggung Sastra, Musik dan Teater (berupa monolog)
serta ditutup dengan Kongkow Seni dan Dialog Kebudayaan.
Ada pun yang menjadi pokok atau capaian dari maksud tersebut
ialah terciptanya bangunan Silaturrahmi Batin yang kukuh antar seniman sebagai
pelaku budaya untuk setia berkarya serta meluaskan aktivitasnya dengan jalan
menumbuhkan jaringan komunikasi yang tepat dan bermanfaat untuk masyarakat dan
senimanitu sendiri. Denga harapan, tentu saja berkat adanya kegiatan ini diharapkan
akan tercipta pula anjangsana karya seni dan ke berbagai tempat, melalu
jaringan sanggar dan komunitas kesenian.
Jamuan Budaya:
Kehadiran Pemonolog yang difasilitasi oleh Grup Bumi Kalamtara merupakan sebuah
bahasa yang sangat menggairahkan serta
membangkitkan semangat pekerja seni di Bekasi, kuhususnya bidang teater.
Apalagi pertunjukan Rifka audria,
Perempuan kelahiran Medan 15 mei 1989 yang membawakan ‘Prita Istri Kita’ karya
Arifin C. Noer dan berasal dari komunitas kampus di ISI Padangpanjang cukup
mempesona penonton.
Begitu juga Edi
Purwanto dan Koko Sudarmadji yang
membawakan lakon ‘Aksioma’ dan ‘Kromo
Kromik’. Kedua naskah ini ditulis oleh Taufan S. Chandranegara dan kedua aktor yang memerankannya merupakan
aktor dari Bumi Kalamtara. Pertunjukan Monolognya sangat memperagakan aksi
panggung dengan menarik, sehingga respon dan teriakan penonton tak terelakkan. Ruangan
jadi gemuruh karena komunikatifnya bahasa panggung. Edi Purwanto mewujudkan
pentasnya dengan disutradara oleh Joe Mirshal yang malang melintang di
dunia seni. Selain Pendiri Grup Bumi Kalamtara ia juga dikenal sebagai aktor
Teater/Film dan berdomisili di Taman Mini Indonesia Indah.
(Yudilfan Habib/ Engku Syntal )
Persoalan yang mengemuka dalam pentas dan dialog ini antara
lain perihal bahasa yang telah rusak dan poeak peranda, budaya yang tengah
menikmati kesuramannya serta kesenian yang perlu tetap digalakkan untuk kembali
mebahasakan kebudayaan karena memang mengakar dari kerohanian. Anggapan semacam
ini dihadirkan oleh beberapa tokoh seni
dan budaya yang konsern di bidangnya, antara lain Dendi Madiya (Teater Ompong), Yudilfan Habib (Big-Aw),
Irman Syah (Lhu), dan para aktor dari Bumi
Kalamtara (yakni Rifka Audria, Edi Purwanto, dan Koko Sudarmadji) yang
dimoderaiori langsung oleh Ane Maahari dari Sastra Kalimalang.
(Dari kiri: Syukra Maulana, "US" Musikalisasi Puisi)
(Dari kiri: Teater Korek, Ichonk, dan Koko Sudarmaji)
Grup Musikalisasi Puisi
“US” pimpinan Syukra
Maulana, Grup PSM Unisma –
(Universitas Islam 45), Teater Korek
Unisma (Universitas Islam 45) Bekasi, SKM
Akustik (Sastra Kalimalang) dan Bengkel
Seni Kartini yang membawakan musikalisasi puisi karya Napi dari Lapas Bulak
Kapal, kian mengukuhkan Perjamuan Budaya Komunitas Kalimalang mejadi lebih
semarak.
(Dari kiri: Edy Purwanto, Rifka Audria, dan 'Beska')
Acara yang berdurasi panjang
terasa tidak melelahkan. Pertunjukan Musikalisasi Puisi menutupnya dengan nada
puitik yang menggemakan panggung. Lengang akhirnya menegur dada degan santun.**
Penulis: Irman Syah,
Dok. Foto: Daf
Kesetiaan kepada negara tercinta selalu diuji waktu. Jaga agar negara tercinta ini tetap bersatu. Salam Indonesia Unit.
ReplyDelete