Puisi Hawa di Tangan Adam

Ternyata aku telah memelihara bimbang bermusim
dan sungguh, betul-betul tak sepadan dengan bimbing
karena tangan kuasa belum sampai meski telah kujangkau
dengan kesungguhan..


sementara Bambang, temanku sekolah di Kotobaru dulu
selalu menyeru untuk membubungkan kata-kata cahaya itu
ke singgasanaNya:  iya, aku memang rindu bimbingan
biar bimbang tak terlalu membubung, kecuali cintamu

lepas puasa peri kecil akan kembali mengajak tamasya
selam menyelam ke liang yang itu pula: wah, rumah siput
yang memanggil-imbau kepulangan, dasar perikecil
yang selalu muncul dan rindua dikandung-timang.. 
Share:
spacer

No comments:

Post a Comment

SILAHKAN TINGGALkAN TANGGAPAN DI SINI