Kembali

(Siklus Kejadian)

“Aku lebih dekat denganmu dari batang lehermu sendiri!”
ucap-Nya, sementara musim menjadikan kita petualang
dari lembaran-lembaran yang membesarkan atau matahari
yang berputar mengikatkan bulan demi bulan
di sobekan almanak
tanah surga dan batang besi kursani pun subur menungkai
kita dewasa lewat putaran angin

kitalah yang segumpal darah itu, segumpal api itu!
kita gerak Dia yang tiupkan: 
angin sebut satu nama berulang-ulang
kita beku Dia yang bongkahkan:
tanah yang belajar alif sampai kalimah
langkah demi langkah Dia tutupkan kesudahan
dan edaran maut merobek layar kasih seorang ibu:
sebuah jalan panjang nostalgia tentang susu 
dan sebatang pipet nyawa!

saat kita paham bahwa Dia telah mencipta dari Diri Yang Satu
kitalah boneka yang diisyaratkan lewat kilatan Nur
di sebuah pentas kita berlari menangkap kupu-kupu
belajar dengan kunang-kunang tentang api 
membikin rumah-rumahan tanah 
untuk kemudian mengerti pagi, siang dan malam!
kitalah yang berlayar dari pulau ke pulau di empat dermaga
sebuah ranji yang tersusun begitu pasti

lewat kalimat-Nya. “datang dari-Ku, kembali pada-Ku…” 
menuntaskan kegelisahan hari senja, tentang bunyi jangkrik,
kepak kelelawar atau dekus burung hantu
kitalah kanak-kanak yang ingin pulang sendiri usai main 
iayangan
pulang tanpa perantara
menyatu-padu dan makan di inti jiwa-Nya!
Share:
spacer

No comments:

Post a Comment

SILAHKAN TINGGALkAN TANGGAPAN DI SINI