Secangkir Kopi Ida

(Bagi Sutan Tsabit Kalambanua)

dalam cangkir kopi Ida, ada aku di kilaunya
gelap-manis kehidupan bakar-membakar kenangan
tentang Pagaruyung dan Majapahit
nikmat ranumnya wajah dara
sirih dan pinang berpelukan, putih sadah mencium
gambir, pemanis bibir di lembut tutur-kata
tikam-menikam kehidupan, jejak di batu-batu
(menebarlah aroma kopi, makna hari jadi pagi)



dalam cangkir kopi Ida, ada kenangan pulau dewata
gadis-gadis telanjang dada, rongga pulau mendebarkan
tulang-runjang timbul-tenggelam, dekap tak bertara
tentang mimpi yang selalu baru
kanak-kanak bermain di halaman
(kuteguk kopi kehidupan, di kilau hitam harapan)


dalam cangkir kopi Ida, Bali tari-menari, kulupakan
Padang dan ilalangnya, sembilu mengelupas
di kulit bambu, ruyungnya di taman jantung
kubayangkan lagi Selat Sunda dari keluhnya Krakatau
atau Gilimanuk menyambut rantau
gelanggang dan pertarungan, rumah dan jalan pulang
(kopi tandas, air-panas dan gula me-Minang-nya)


Share:
spacer

No comments:

Post a Comment

SILAHKAN TINGGALkAN TANGGAPAN DI SINI