pulas sudah ia di hamparan mataku
di pasang dadanya kutulis puisi-puisi doa
di jiwanya yang lapang aku bebas menari
menangkap jutaan kunang-kunang
di leher putihnya kunikmati kabut rindu
dagu, bibir, sepasang alis di atas sepasang
mata pejam dan rambut yang kemerahan itu
membuatku tak henti menulis anugrah
kuntum puisi yang teramat indah
pulas sudah ia di hampar mataku
di sekujur tubuhnya, di huruf-huruf yang kupahatkan
kanak-kanak berlarian
balik-membalik buku kehidupan yang kupinjam
dari langit ketika malaikat menari
Ayah, kaulah laki-laki yang mahasempurna
kata Bunda
suara itu menumpahkan wangi mawar
di sajadah kehidupan yang kuciumi saban waktu
dan malam akan selalu bersambut pagi
No comments:
Post a Comment
SILAHKAN TINGGALkAN TANGGAPAN DI SINI