Berkesenian, Peringati Setahun Komunitas PLANET SENEN

\
JAKARTA, KOMPAS.com - Memperingati setahun Komunitas Planet Senen (KoPS) Jakarta, Minggu (26/4) dan Senin (27/4) digelar berbagai kegiatan kesenian untuk masyarakat dan melibatkan masyarakat di Ruang Cultural di Plaza Depan Monumen/Patung Tekad Merdeka, Gelanggang Remaja, Jakarta Pusat.

Penggiat Komunitas Planet Senen Jakarta, Irman Syah, mengatakan hari Minggu digelar acara Sehari Menulis Menyenangkan. Workshop menulis untuk anak-anak itu diberikan oleh penulis dan editor buku Endry Sulistio, penyair Irman Syah, dan cerpenis Ahmad Sekhu.
Kegiatan dipusatkan di Gelanggang Remaja karena tepat berada di depan Stasiun Besar Pasar Senen, Pasar Proyek dan Terminal Senen. Sebuah sentral kedatangan dan lalu-lalangnya kaum urban yang melintasi Gelanggang Remaja. Kawasan ini cukup beralasan untuk dipilih, karena stigma yang melekat di tempat ini bagi sebagian besar masyarakat "Jakarta adalah sebuah teritorial yang rawan," kata Irman Syah, Minggu di Jakarta.

Dengan adanya kegiatan kesenian yang terprogram oleh Komunitas Planet Senen, kawasan ini ternyata tidak seseram yang dibayangkan. Tempat ini diciptakan sebagai wadah ekspresif dalam proses kreatif dan berkarya dengan komunikasi yang dialogis dengan orang-orang yang lalu lalang, mulai kaum waria, gembel, calo, dll. Dari situlah mereka berkenalan dengan kesenian. Dan stigma negatif dari tempat ini menjadi pudar, karena mereka bergabung bersama pekerja seni yang berusaha mencitrakan benang merah sejarah Senen.

"Karena itulah kami berusaha keras untuk selalu mewujudkan kegiatan kesenian untuk menggairahkan Gelanggang Senen yang memang dari mulanya merupakan tempat bersejarah. Beberapa Tokoh Besar Indonesia lahir dan muncul membuktikan dirinya dalam sejarah Kesenian Modern Indonesia. Chairil Anwar , Misbach Yusa Biran, HB Jassin, Soekarno M Noor, Jamaludin Malik, Wahyu Sihombing, Syumanjaya, dan lain-lain hanya sekedar untuk menyebutkan nama," papar Irman Syah.

Benang Merah
Komunitas Planet Senen yang dideklarasikan hari Senin, 28 April 2008 lalu oleh para seniman muda Jakarta, merupakan sebuah benang merah penyambung generasi Seniman Senen. Tanggal ini dipilih karena bertepatan pula dengan tanggal wafatnya penyair Chairil Anwar.

Menurut Irman Syah, event ini, waktu itu dihadiri oleh Endo Senggono (Kepala PDS HB Jassin), serta seniman undangan se DKI Jakarta. Dalam acara ini juga banyak butir-butir pikiran tentang kebudayaan lewat Orasi Budaya Senen dan Chairil Anwar yang disampaikan oleh penyair Irman Syah sebagai penyair urban.

Selanjutnya, event demi event Senenan pun bergulir dengan melibatkan kerjasama berbagai Komunitas, Redaktur Budaya dan Budayawan; antara lain, KSI (Komunitas Sastra Indonesia) yang diketuai oleh Ahmadun Yosi Herfanda (Redaktur Budaya Republika, KSJI (Komunitas Sastrawan Jalanan Indonesia), kawan-kawan Komunitas dari Bandung, Bogor, Yogjakarta, Tanjung Pinang (Kepri); Yurnaldi (Kompas), Mustafa Ismail (Koran Tempo), Sihar Ramses Simatupang (Sinar Harapan), dan sastrawan Taufiq Ismail.

Yang tak kalah pentingnya, Komunitas Planet Senen juga berhasil mendatangkan Harmoko, Misbach Yusa Biran, Gerson Poyk, Toga Tambunan, Dedy Mizwar, dan Mustar Muslim (anak dari Bapak Muslim Taher) untuk turut berpartisipasi aktif dalam mengisi acara.

"Tentu saja tanggapan media massa dan elektronik pun sangat positif. Setidaknya, dengan ini spirit dan semangat berkesenian untuk melibatkan masyarakat di dalamnya akan senantiasa tercipta," ujarnya .

Sekadar berhitung, kata Irman Syah, Komunitas Planet Senen Jakarta telah satu tahun menjalankan program dengan visi-misinya, "dan tentu saja KoPS mengucapkan banyak terima kasih pada berbagai pihak. yang telah membantu dan mendukung event Komunitas untuk merangkum perjalanan kegiatan dalam bentuk porto-folio, seperti news letter dan audio visual."

"Dengan demikian, mudah-mudahan perjalanan KoPS ke depan semakin terang dan nyata, seperti motto, Siang bak Hari, Terang bak Bulan.
kata Irman. "Berjelas-jelas, bernyata-nyata, konkret-konkret saja, karena kebutuhan manusia akan kesenian selalu bertautan erat dengan kebutuhan rohaninya."

PANGGUNG APRESIASI DAN DISKUSI
(Tanggal 27 April 2009, Hari Senin, Pukul: 16.00 wib selesai)
Teater Anak :
Rumah Kehidupan , karya Marina (Warga K-01 Senen)
Diskusi Sastra dan Budaya
Pertunjukan Musik:
(BSL, KSJI, Bewok, Anne Matahari)
Pembacaan Puisi oleh Penyair dan wartawan Jakarta
Performance Art : AGUS JOLLY
Tari Dewasa Sebelum Waktunya Koreografi: Ali Larinka
Pembacaan Puisi PENYAIR JAKARTA
Eksperimental Teater THURSINA karya Irman Syah
Sutradara: David Prapanca
Tari MAKNA : Koreogtafi: Ali Larinka
Pertunjukan Teater KUBUR

Keberlangsungan acara ini, menurut Irman Syah, tidak terlepas dari tanggapan positif berbagai pihak di Planet Senen Jakarta, antara lain, para pedagang, Kepala Gelanggang Senen, Kepala Stasiun Senen, Kepala Pasar Senen, Kapolsek Senen, Kepala Terminal Senen, Lurah Senen, dan Camat Kecamatan Senen serta Walikota Jakarta Pusat.(Laporan Yurnaldi)
Share:
spacer

No comments:

Post a Comment

SILAHKAN TINGGALkAN TANGGAPAN DI SINI