Musikalisasi Puisi dan Pluralitas Bunyi


KETIKA dirujuk judul di atas pada Kamus Umum Besar Indonesia akan ditemukan rangkaian pengertian yang dapat dilihat, seperti: “Plu-ra-lis-tis: banyak macam; bersifat majemuk: di Indonesia masyarakatnya serba (…)”, Maka keragaman itu perlu dikemas menjadi bangunan yang harmoni, sebagaimana alam semesta dengan bunyi jangkriknya di saat malam diiringi desir sungai yang mengairi sawah atau malah ditambah lagi dengan ragam suara kodok yang berpesta ketika hujan tiba melengkapkannya.

Analogi di atas dapat dipadankan sifatnya dengan istilah tersebut. Kepluralistisan itu dalam ruang lingkup kehidupan manusia bernegara dan berbudaya terangkum dalam puisi (jenis karya sastra yang padat atau mengkristal) yang ditulis penyair. Pada sebuah puisi akan dapat ditemukan kemajemukan persoalan yang dialami manusia. Persoalan inilah yang diangkat oleh musikalisasi puisi agar maknanya menjadi cepat sampai. Dengan kata lain, musikalisasi puisi merupakan bangunan harmoni dan dikemas dalam bentuk komposisi yang padu-padan.

Pluralitas semacam inilah yang ingin disampaikan dalam kemasan event yang sederhana dan puitik. Artinya, mengemas pluralitas bolehlah dikatakan sejalan dengan proses garapan dari sebuah pertunjukan musikalisasi puisi. Dan inilah salah satu contoh dari berbagai persoalan yang dapat dipermisalkan. (Irman Syah)
Share:
spacer

No comments:

Post a Comment

SILAHKAN TINGGALkAN TANGGAPAN DI SINI