Oleh Irman Syah
Sebuah Pertunjukan Puisi yang
komunikasinya
dilakukan dalam bentuk pemanggungan
semacam ini
disebut dengan Dramatisasi
Puisi
Dramatisasi Puisi ini berlangsung di
Teater Kecil Taman Ismail Marzuki, Jalan Cikini Raya 73, Menteng Jakarta Pusat
dan dimaksudkan untuk memperingati peristiwa Tsunami (Smong) yang melanda ujung
Sumatera:
MAHADUKA
ACEH
Berperahu hidup melabuhkan kematian, sementara mati
adalah hidup yang kekal,
dari pulau ke pulau tak lain laut
kemudian
tanah lagi, pergantian tak ubahnya saling dekap
dan
permusuhan adalah perkenalan yang teramat akrab
Menyadari kesendirian menyikapi perkawinan
dan percintaan yang kekal adalah
perpisahan; perahu
berlayar, hidup memancar, menggetarkan
kematian
Dalam hidup, kematian dikandung entah
berapa lama
di dada musuh perkenalan terjalin amat
setia
Dan perkawinan, tak ubahnya memenjarakan
kesendirian
menyamakan bulu untuk terbang
beriringan, mengepakkan
sayap ke batas perpisahan, antara hidup
dan mati.
Sementara kematian adalah kehidupan yang
baru
kematian yang melahirkan hidup tanpa
batas
Mengunyah kehidupan meneguk kematian, di
ujungnya
tercipta pertemuan, percintaan, padanya
diserahkan
bunga karang dari hati yang berlayar di
kesemestaan
Kitalah hamba yang tersimpul,
dibuhul-buhul kenyataan
Hanya Dialah yang kuasa menjalin
keduanya, atau melepas
hingga terurai, sementara kita cuma
punya,
“rindu.. rindu..!”
Salam Rohmantik
No comments:
Post a Comment
SILAHKAN TINGGALkAN TANGGAPAN DI SINI