Budaya

kau datang berpakaian baru
aku merasakan denyut lama
dalam gaya dan cara jalanmu

Jakarta, 16 Oktober 2013
spacer

Jangan Cuma Sumpah Serapah

Oleh Irman Syah

Jangankan sumpah, kutuk pun sering datang dengan tiba-tiba, terlontar begitu saja dari mulut-mulut yang menganga karena lapar yang menjadi. Apalagi  melihat dan menatap kenyataan negeri yang kian hari kian remuk bagai kerupuk: tak jelas lagi mana yang benar mana yang salah, mana yang patut mana yang mungkin, mana yang tepat dan mana yang  bukan. Semua membaur dalam gerutu yang berkepanjangan. Mata tak pernah lagi melihat yang indah, hati tak lagi merasakan yang nyaman, keperihan pun tiba membabi-buta.
spacer

Pena

mari, mana jemarimu
pasti kuantarkan ujung pena
ke lubuk kata-kata
yang takkan pernah
membohongi jiwa
apalagi kasih semesta

Jakarta, 18 Oktber 2013
spacer

Sayang

telah sekian dalam galian kasih
tapi tetap di permukaan saja
bagi kata-kata

Jakarta, 18 Oktber 2013
spacer

Tertawan

masih ditawan senyuman
kuntumnya meliuk ke jantung impian
mengedipkan kasihsayang

Tim, 19 Oktober 2013
spacer

Korupsi!


Oleh Irman Syah
Ludah Untuk Koruptor

Bahasa-bahasa yang berseliweran di telinga publik tentang prilaku korup itu terdengar bagai gunjingan tiada henti, kadang menderu dengan dentuman yang mengagetkan, laksana laju  kendraan bermotor yang terus berlalu-lalang di jalanan. Ya, kemudian tersendat di lampu merah dengan ragam jenis dan ukuran serta tingkah polah pengendaranya yang menyita perhatian pejalan kaki dan masyarakat sekitarnya agar selalu siaga dan waspada, meski kadang sering memunculkan umpatan karena kaget atas laju-kebut-nya yang tak menentu. 
spacer