KAMPANYE BUDAYA 'Sastra Kalimalang'


(Foto dok: Ane Matahari)
Oleh Irman Syah


Awalan

Memilih kebudayaan sebagai acuan program tentulah sebuah pokok pangkal dalam pemahaman nilai-nilai kehidupan. Kegiatan ini akan menjadi penting bagi masyarakat dan perlu diprioritaskan karena di dalamnya terkandung dokumentasi tatanan, perilaku, adab,  serta capaian rohani kehidupan manusia. Bukankah kebudayaan adalah karya nyata dari usaha ‘cipta’ melalui ‘rasa’ dan ‘karsa’ manusia itu sendiri. Dengan demikian, mewujudlah nilai-nilai itu sebagai aturan yang merekat komunikasi antar sesama manusia.
spacer

Risau


sejauh apa pun gapai takkan mampu merengkuh cinta
kecuali takdir, jiwa, dan derita perjalanan
maka kembalikan saja mimpi pada mimpi
dan hidup tak semisal angka yang begitu saja dijumlah
atau dibagi semau hati..

Penyengat, 2010

spacer

Garis


lama sudah kalian siksa negeri
kembali dan berangkulanlah
bikin garis di bahasa yang sama

Kembang 9, 2012



spacer

Setubuh


petir rasa menggumam
guruh dan alam mempertegas salam
ayo sayang,
pererat ikatan dengan pelukan..

Bekasi, 28/3/03
spacer

Manusia di Taman Ngeri


Oleh Irman Syah 

Taman ini kian sesak saja oleh pedagang yang lalu lalang. Mereka mengitari taman dari ujung sampai ke pangkal, dari hilir hingga mudik, dari atas sampai ke bawah, dari sabang ke merouke, dari kenyataan sampai impian: semua telah lenyah diinjak kaki, semua telah usang untuk diceritakan, tinggal manusianya saja kini yang kian rapuh, kian terpuruk dalam kenyataan menyakitkan. Ini tersebab juga oleh keluarga sendiri yang memakan dari dalam, korupsi menari di sana-sini. Jadi berita seantero negeri.
spacer

Bagaimana



bagaimana, kalau saat ini tiba-tiba saja
seseorang datang dan menghadiahkan padamu
sebentuk cincin dan memasangkannya
denyut apakah di jantung jarimu..

bagaimana, kalau itu benar-benar ada
seseorang datang dan langsung mencium
bibirmu, apa yang tergetar dalam dirimu
samakah dengan gentar yang kaumiliki?

bagaimana, kalau malam-malam berikutnya
dia selalu datang
memasangkan cincin di jari manismu
untuk kemudian mengecupmu berkali-kali
dan itu bukan mimpi?

1995

spacer

Kalimalang



ujan deui Akang
di pinggir Sunter
kapan deui Akang
urang kablinger

kerlip lampu mempertegas jalanan setapak
melintasi Kalimalang, perempuan bernyanyi
suaranya bakar-membakar masalalu
spacer

Media, Bahasa, dan Tanda Zaman


 “Sebuah media adalah sebatang sungai; sepokok pohon atau sebatang tubuh yang menghadirkan kejujuran bahasa sebagai prilaku..”

Oleh Irman Syah

Perjalanan hidup manusia adalah keajaiban tak bertara. Tidak ada seorang pun yang bisa menentukan secara tepat perihal hidup dan kematian. Hanya tanda-tanda yang dapat membantu serta menuntun tafsir dalam perkiraan: makanya, untuk memahami sejarah  manusia semestinyalah diawali terlebih dahulu  dengan memahami seluk-beluk kehidupan manusia secara sadar dan  sungguh-sungguh  mengenai hakikat atas hidup dan kematian.
spacer

Singgasana Penyair


ketika aku menjadi kata, seseorang 
selalu memberatkan makna di inti jiwa
kemudian seorang lagi, sehingga semua
sepakat menggelariku dengan sebutan-sebutan
kaku; tanah, sawah, gedung, kota, pabrik, atau
berjuta sebuatan lain yang amat beratnya
bahka ada pula yang menggunakan
batang-tubuh jiwaku dengan sebutan yang
memualkan: ular, parasit, kondom,
spacer

Keberangkatan



memberangkatkan diri, kita selalu menanyakan jam
gelisah-demi gelisah pun mampu menggeser waktu
kita percaya ada yang berubah
padahal tetap saja begitu, cahaya barangkali yang
menentukan jauh perjalanan, kecuali mendung atau
hujan: karenanya jarang kita kenal jam berapa sekarang?
spacer

Bulan-bulan, Kota dan Polisi Humanis


 Oleh Irman Syah

"Satu dunia, satu bangsa, bangsa manusia". Sebuah peristiwa yang diniatkan atas rasa cinta dan kedamaian dalam tatanan kehidupan, nilai dan harkat kemanusiaan kini telah tercipta antara polisi dan masyarakat kota Bekasi di Bulan-bulan, tepatnya di Jl. H. Djuanda Bekasi, bertempat di pelataran Monumen Peningalan Jepang yang terletak di pinggir Kali Bekasi yang dulunya memang terkenal melalui peristiwa sejarahnya itu, pada Rabu (6/3) malam. Acara yang desebut dengan Kongkow Polisi dengan masyarakat itu berlangsung meriah dan penuh keakraban. 
spacer

Seratus Kilo Lebih



seratus kilo lebih jalan ke rumah-Mu
tak kutahu ada rimba beruang dan srigala
dalam nyanyian malam yang tak terafsirkan
ada juga seruling sayup suara kiyai
dan aku merindukan warna bianglala
dalam batin yang kuuntukkan penuh pada-Mu
spacer

Aku Cinta Kota Bekasi


Oleh Irman Syah

Aku cinta kota bekasi/  kota sarat perjuangan/
Aku cinta kota patriot/ kota santri sejak dulu kala/
Jembatan kali Bekasi.. / jadi saksi nan abadi/:
Kota sarat perjuangan

Aku rela ke medan juang/ mempertahankan baghasasi/
Merah putih tetap berkibar / di tapal batas Bekasi..

Jarang-jarang memang sebuah kota memiliki lagu tersendiri tentang kotanya. Apalagi sebuah lagu dengan teks yang kuat dan memiliki daya ikat tersendiri dengan suasana alam serta kondisi sejarah yang dimilikinya. Inilah Bekasi. 

Kota lain belum tentu, kalau pun ada, kebanyakan  hanya memiliki lagu tentang keindahan alam dan objek wisata yang dimilikinya dan itu pun jarang mempunyai kekuatan dengan konteks sejarahnya. Tentu saja hal ini merupakan salah satu pemilikan yang patut dibanggakan.

Meski pun kota Bekasi yang dulunya hanyalah sebuah kecamatan dari Kabupaten Bekasi, tapi dengan perkembangannya yang sangat pesat akhirnya ditingkatkan statusnya menjadi Kota Administratif pada tahun 1982 dan kemudian Kotamadya pada tahun 1996. 

Artinya di usianya yang telah 16th kota ini semakin bercelak dengan perkembangannya. Bahkan pula menjadi bahan cerita  dari kabar media massa yang selalu meliputnya. Beragam persoalan baik sisi positif atau pun negatif pun dimunculkannya secara nasional.

Atas nama cinta, warga Bekasi tetap setia mencintai kotanya. Mereka mendendangkan lagu ‘Aku Cinta Kota Bekasi’ karya Ali Roy (alm) dengan Ane Matahari itu di berbagai tempat dan Event. Lagu ini pun menjadi sesuatu yang popular dan mampu mengangkat kecintaan masyarakatnya akan kota ini dan juga  penghargaan akan sejarah yang dimilikinya. 

Tak dapat dibayangkan ketika lagu yang dipopularkan oleh Grup MLK Akustik dengan Vokalis Jaka Persija Sampai Mati dan kawan-kawannya ini yang notabene pengamen cilik lampu merah itu di berbagai tempat selalu mendapat sambutan plus dari penontonya. Begitu pula tanggapan akan lagu ini  di Youtube:



Ada dua cara pandang yang bisa ditilik untuk melihat kekuatan dan kandungan karya yang dihasilkan dua tokoh musik yang setia membina kawan-kawan KPJ (Kelompok Penyanyi Jalanan) ini. Keduanya sangat berarti dan juga bisa sebagai masukan bagi pemerintah kota Bekasi.

Pertama, Ali Roy (Alm) dan Ane Matahari yang telah membuktikan rasa cintanya kepada warga kota terutama anak-anak yang terdampar di jalanan yang kadang tidak bisa diketahui lagi tentang siapa orang tua mereka. Kecintaan ini pun mereka buktikan dengan jalan edukasi kreatif, semacam pendidikan kehidupan melalui sini musik sambil mengarahkan mereka pada hal yang positif. 

Dengan begitu, keterlibatan anak-anak jalanan cilik untuk melakukan hal yang tak pantas menjadi lebih berkurang. Kebiasaan jelek itu antara lain kebiasaan mengisap lem Aibon dan lain sebagainya: karena yang demikian itu akan membuat mereka tumbuh menjadi generasi sakit.

Kedua, lagu ini mampu menjadi citraan yang kuat terhadap kota Bekasi dengan kandungan semangat atau spirit patriotik yang dimilikinya. Kenyataan sejarah dari pendahulu negeri ini bisa dijadikan tolok-ukur perkembangan nilai dn norma kota Bekasi serta program yang tepat bagi kenyamanan kota ini ke depan. 

Dengan begitu, kesesuaian program pemerintah kota dengan kenyataan yang bergerak di masyarakat akan menjadi sebuah bangunan keseimbangan pada kemajuan dan perkembangan, baik ekonomi atau pun teknologi komunikasi. 

Bukankah mereka, para tokoh pejuang dulu itu, yang dengan titik darah penghabisan telah memancangkan sikap dengan jalan berbuat dan bertindak serta usaha mereka dalam memahami dan membuktikan keberadaan Bekasi begitu jaya di wilayah Nusantara.

Selamat ulang taun kota Bekasi, selamat kepada Walikotanya yang telah dilantik tepat di usia kota yang tengah meremaja. Ya, di usianya yang ababil (ABG labil). Selamat bekerja demi kepentingan masyarakat yang tak perlu ditanyakan lagi akan cinta mereka terhadap kota patriot ini.

Aku cinta, kota Bekasi
Kota sarat perjuangan..
Aku cinta kota Patriot
Kota santri, sejak dulu-kala..
RoKe’S, 14 Maret 2013

spacer

Catatan dari Perjamuan Budaya di Unisma

berita / Mar. 03, 2013 / by redaksi / infosastra.com 

 
OLEH: IRMAN SYAH, penyair |
 
Dialog budaya, pementasan monolog dan pertunjukan musikalisasi puisi yang dilaksanakan Rabu malam, 27 Februari 2013, di Laboratorium Teater Korek Universitas Islam 45 (Unisma) Bekasi, Jawa Barat, telah usai. Banyak hal yang ditinggalkannya dan semua mengkristal jadi kenangan, semangat dan kerja keras ke depan.
spacer

“Cinta Gugat” Reboan Wapres Bulungan

“Cinta Gugat” Reboan Wapes: Diluncurkan 30 Januari/
#berita infosastra.com

Pasar Malam – Sastra Reboan akan meluncurkan buku kumpulan puisi “Cinta Gugat” di Warung Apresiasi Bulungan, Blok M, Jakarta, Rabu, 30 Januari 2013 pukul 19.00. Buku ini mengimpun puisi-puisi dari 108 penyair dari seluruh Indonesia, dari Aceh sampai Papua.
spacer

SILATURRAHMI BUDAYA BUMI KALAMTARA:

Catatan Monolog dan Dialog Budaya

Rifka Audria (Foto DAF)

Dialog Budaya, Pementasan Monolog dan Pertunjukan Musikalisasi Puisi yang dilaksanakan Rabu 27 Februari 2013 (19.45 – selesai), bertempat di Laboratorium Teater Korek unisma telah usai. Banyak hal yang ditinggalkannya dan semua mengkristal jadi kenangan, semangat dan kerja keras ke depan mesti dipanggul oleh kelompok komunitas seni untuk mengabarkannya atas nama kraetivitas bersama nilai kebudayaan yang dikandungnya melalui media kesenian.
spacer

Malam Ini Perjamuan Budaya Komunitas Kalimalang

  berita / infosastra.com

Komunitas Kalimalang akan menggelar perjamuan kebudayaan di Laboratorium Teater Korek Universitas Islam 45, Jalan Cut Meutia 83 Bekasi, Jawa Barat, Rabu, 27 Februari 2013 pukul 19.00. Kegiatan ini mengetengahkan panggung sastra, musik dan teater (monolog) serta ditutup dengan kongkow seni dan kebudayaan.
spacer

Ketika Lidah Dialih Rasa CINTA PUN BERUBAH MAKNA


Oleh Irman Syah 

Pada sebuah kurun yang lama kehidupan masadepan manusia telah dibaca. Para pendahulu kita melalui bahasa yang mencerminkan kebiasaan adat dan budaya ternyata dengan telah sesungguhnya mengaca:  melihat diri dari pecahannya yang terberai oleh perkembangan kemajuan arus massa yang amat mengelora. Ketajaman rasa dan pandangan itu seakan telah tercerna di ruang batin mereka begitu saja. Maka terucaplah saja kata dengan ungkapannya, “Jalan dialiah urang lalu, Cupak dialiah urang panggaleh”, ya (Ina) ”Jalan dialih orang yang lalu, ukuran diganti oleh pedagang.”
spacer

Maura..


Selesai.
Tinggallah bahasa yang tertinggal
itu dengan sunyinya, dan ia teramat rindu
mengguyuri kata  yang terpilih
dan paling tepat utk dijaga bibirku
yang pasi..

tak berkata bukan tak ngomong Sayang.
Wangi pipi yang kauantarkan menghidupkan
Saraf kasih-sayangku  yang mati..
Bumi Kalamtara, 28/2/2013


spacer

PASI


gugusan kata yang kita lepas
 takkan lagi pernah kembali
mereka telah menanamkannya
di kebun makna, di samping jendela
 rumah-kehidupan
 yang akan selalu melambai
atau menuding lidah yang pasi..

Bumi Kalamtara, 1 Feb'13



spacer