Oleh Irman
Syah
Masih saja suara-suara tak berkeruncingan itu muncul di
permukan bahasa kekinian. Kadang bagai kembang api dalam keramaian umpatan,
kadang bak petasan dan meletupkan guncangan. Masih saja semua itu yang menggemaskan
dan sekaligus menyedihkan: karena hal demikian itu hanya suara-suara tak
bertuan. Suara massa yang terjemahan personal dan kemudian diadu-dombakan tanpa
butir pikiran yang mampu jadi renungan. Melupakan hakikat dan kesungguhan
kejadian.