Negeri Para Bangsa


Oleh Irman Syah

Zamrut Khatulistiwa? Sebuah mata rantai kehidupan yang indah dan kaya: keindahan yang tiada tara, kekayaan yang diakui dunia. Inilah negeri kita. Inilah nusantara. Ungkapan ini pulalah yang membuat negeri ini jadi incaran kolonial dari dulu sampai kini. Penjajahan demi penjajahan dalam berbagai bentuk akan selalu dialami selagi ungkapan itu hanya menjadi kata dan tak pernah dimiliki bangsanya.
spacer

Kembali

(Siklus Kejadian)

“Aku lebih dekat denganmu dari batang lehermu sendiri!”
ucap-Nya, sementara musim menjadikan kita petualang
dari lembaran-lembaran yang membesarkan atau matahari
yang berputar mengikatkan bulan demi bulan
di sobekan almanak
tanah surga dan batang besi kursani pun subur menungkai
kita dewasa lewat putaran angin
spacer

Bulan di Pucuk Bambu

Banjir Jakarta


wahai bulan 1hari lewat purnama
sampaikan pada perempuan setia itu aku rindu
senyumnya yang belum pernah sempurna
kemarin barusaja purnama, taun baru disambut Selasa
dan para jin berpesta di luar sana
tapi aku mendengar jeritan di kota terbakar
banjir, ledakan bom, dan tabrakan kereta
spacer

Ketika Pendidikan Hancur

Oleh: Irman Syah

Tak bisa ditawar-tawar, ‘Alam Terkembang Jadi Guru’ adalah satu-satunya kitab kehidupan yang tak bisa disepelekan begitu saja. Andai terlupakan, pasti akan ada dampak yang dimunculkannya. Lama ke lamaan bakal muncul jadi gejala baru, terus berubah fenomena: budi pekerti jadi menghilang, kenyamanan komunikasi berubah, hubungan antar saudara jadi lain. Apalagi uang pun telah lama pula disahkan jadi ukuran hidup bagi keseharian manusia. Begitulah jadinya kalau melupakan sejarah, apalagi asal usul dari ilmu kehidupan.
spacer

Putik-putik Bangsa

Oleh: Irman Syah
PUTIK-PUTIK BANGSA di taman negeri tercinta akan siap mejadi nyata bila bangunan kesadaran manusianya selalu terjaga. Ditambah lagi dengan sikap yang selalu waspada terhadap apa dan dari mana saja datangnya niat serta keinginan untuk membunuh bayi-bayi kebudayaan bangsa. Lawan! Bukankah dengan demikian usaha nyata dalam membangun manusia Indonesia akan tetap membahana
spacer

Maninjau

Kristin dan Rudolof

di jalan berliku embun turun
kelok demi kelok memutar pandang, danau terhampar
riak membalik kenangan, khutbah panjang Hamka
kembali terdengar:
“Maninjau padilah masak, batang kapeh batimba jalan
ati risau dibao galak bak paneh menganduang ujan,”
tanah agraris, padi menguningkan harapan
kapuk di kiri-kanan kukuhkan impian
tangis tersuruk, merpati tak lagi punya janji…
spacer

Masalalu

masalalu meloncat dari jendela
dan duduk begitu saja di ruang tamu
setelah bersalaman dengan bonsai
melintasi gerbang bambu di halaman
spacer

Begitu Mahalnya Kenyamanan

Oleh Irman Syah

Dalam perjalanan kehidupan, banyak hal yang selalu diresapi untuk menikmati kenyataan. Rasa dan dentuman di dalam jiwa menjadi warna tindakan keseharian. Beragam persoalan telah mengantarkan bahasa yang tak terduga itu ke dalam sanubari. Kadang melelahkan, kadang riang, kadang membuat diri bertanya-tanya. Negeri apa ini yang telah menghidupi diri?
spacer

Negeri, Kata dan Sukma

dalam kabut sulit kubayangkan
negeri apa yang melingkupi hati
aku cuma menduga-duga
jarak pun menjelma sebuah telaga
spacer

Kehidupan


kuberikan padamu kuntum ketulusan
sebagaimana telah kuberikan ia dulu 
pada perempuan yang tak siap memilikinya
rawatlah dengan jemarimu
kau bakal mendengar detak jantungnya
dengan lambaian kesetiaan
yang takkan pernah terlupakan
spacer

Teater Puisi Leon Agusta


via Yoen Aulina Casym:

8-9 Mei 2012 pk 20:00
Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki
'KAPAL PENYEBERANGAN HUKLA'

Pementasan ini akan menginterpretasikan puisi-puisi karya Leon Agusta dalam konsep pertunjukan yang terpadu dengan melibatkan berbagai dimensi dan disiplin kesenian yang dikemas dalam bingkai teaterikal.
spacer